Rabu, 12 Desember 2007

whatever

Innalillaahi wa inna ilaihi raji'uun

Basuki, pelawak Indonesia itu meninggal mendadak karena serangan jantung.

Meninggal mendadak!
Dalam dua bulan terakhir ini, aku mendengar dan melihat beberapa orang mati mendadak secara berturut-turut.

Yang pertama adalah tetanggaku sendiri. Seorang wanita berusia 42 tahun , muda dan cantik. Belum punya anak. Orangnya sangat baik, suka menyapa dan ramah. Ceritanya, sepulang dari acara silaturahmi dengan keluarganya, dia duduk di ruang tamu istirahat bersama sang suami tercinta. Lalu dengan baik hati suaminya menawarkan kepadanya untuk membuatkannya segelas teh panas. Dengan senang hati, sang istri menerima kebaikan suaminya itu. Saat suami datang dengan segelas teh, sang istri nampak terpejam. Dia mmbangunkannya karena karena dikira tidur. Namun, betapa terkejutnya si suami karena mendapati istrinya telah meninggal.

Lalu esoknya, datang seseorang ke rumahku membawa kabar duka. Seorang wanita, 29 tahun, tengah hamil muda meninggal dunia. Dia tinggal di gang sebelah rumahku. Menurut cerita para tetangga dekatnya, wanita itu juga tidak sakit. Dia hanya lelah, lalu ... meninggal.

Kira-kira seminggu kemudian, saat sekolah sudah mulai masuk, kepala sekolah tempatku mengajar memberitahuku bahwa teman kami, seorang ikhwan yang sangat baik, meninggal dunia. Deg! sungguh, aku sangat terkejut. karena ikhwan ini juga mati mendadak. Sebabnya hanya karena dia terjatuh saat menyiram bunga di latar rumhnya. Ikhwan ini sangat baik. Ya Allah... aku lemas mendengarnya... Waktu meninggalnya tidak lama setelah Taufik Savalas mati kecelakaan.

Seminggu berlalu, aku pergi ke rumah teman untuk bezuk anaknya yang baru berusia kurang lebih 3 tahun diopname karena usus besarnya bengkak dan harus dioperasi. Sehari sebelum membezuknya, datang lagi kabar bahwa lagi-lagi ibu dari seorang teman yang biasa dipanggil Kak N, meninggal dunia. Lagi-lagi mendadak. Disebut mendadak karena memang dia tidak menderita sakit sebelumnya. Dan orang ini, sangat baik. kebaikannya terkenal dimana-mana.
Saat aku membezuk anak temanku, kami pun banyak membicarakan kebaikan-kebaikan almarhumah dan kenangan-kenangan yang pernah terjadi semasa hidupnya.

Belum sampai 1 bulan, yaitu tanggal 1 Desmber yang lalu, malam hari jam 10, telepon rumah berdering. "Mbak Nilam, Ami Ali (Ali Al Kaff), meninggal."
"Hah! Innalillahi wa inna ilaihi raji'uun." Jeritku setengah tak percaya. Pasalnya aku sering melihat beliau di sekolah, di Jausan, dan beberapa tempat lainnya dengan tubuh yang sehat dan wajah yang segar bugar. Bahkan menurut cerita, malam hari sebelum meninggal, beliau tengah berkumpul bersama orang-orang mendiskusikan sesuatu hal. Seorang teman dekat bercerita bahwa Ami Ali, panggilan akrabnya, mengeluh dadanya sakit. Sepulang dari situ, beliau ke rumah sakit dan saat diperiksa, ya Allah, dia meninggal.

Ya Allah, apakah memang orang-orang baik itu Kau panggil karena kebaikan-kebaikan mereka.
Ya Allah .....

Tidak ada komentar: